Sumba Timur, NTT, SuaraIndonesia1 – Kasus Kekerasan yang di alami oleh seorang Siswa di salah satu Sekolah Dasar di Sumba Timur ini terus di lanjutkan prosesnya di Polres Sumba Timur.
Kasus yang terjadi sejak tanggal 03/02/2022 ini dan di Laporkan keesokan harinya di Polres Sumba tanggal 04/02/2022 , dengan No. LP/B/22/II/2022/NTT/RES ST terus di tindak lanjuti.
Aris Maramba Milla (27) Warga RT.001 RW.001 Desa Ngaru Kanoru Kec Umalulu yang temui oleh media ini usai mendampingi korban mengatakan “Tadi sekitar pukul 11.00 wita, tgl 14/02/2022 korban sudah di BAP oleh penyidik, korban di minta untuk menceritakan semua yang di alaminya saat itu dan korban mampu menjawab semua pertanyaan dengan baik dan jelas, Dan ini juga sudah ada surat panggilan untuk para saksi kata Aris sambil menunjukkan kedua amplop surat, beliau adalah kakak korban.
Di tanya apa sebelumnya tidak ada upaya oknum guru/pelaku datang meminta maaf atas kekhilafan beliau pada orang tua anak tersebut? Ya memang sudah ada upaya itu, Pelaku sudah datang untuk meminta agar kasus ini di selesaikan secara kekeluargaan, namun kami menilai ibu ini tidak memiliki itikad baik kepada kami keluarga.
Baca: 3 Aspirasi Rakyat Menjadi Skala Prioritas Dalam Reses Anggota DPRD Dapil Tiga
Beliau datang minta maaf setelah ia mengetahui kami mengadukannya di polisi, Kami berkesimpulan pelaku hanya karena takut di proses hukum bukan dengan dasar karena menyesal dengan perbuatannya, bahkan sesumbar beliau mengatakan di luar sana akan menghentikan bantuan Bea Siswa untuk anak Abner karena kebetulan beliau adalah pengurus Bea siswa yang sumber bantuannya dari salah satu anggota DPR RI Ibu Yacoba Gah.
Dan juga beliau selalu mengklarifikasi di media FB bahwa beliau tidak bersalah jadi menurut kami untuk apa meminta maaf kalau beliau tidak pernah mengakui kesalahannya.
Dan juga ada beberapa pihak yang berusaha menghubungi kami lewat inbox, WA agar kasus ini di hentikan prosesnya di kepolisian, ada beberapa pihak kepala sekolah juga yang datang dan keluarga menjawab kasus ini sudah di serahkan secara penuh di Polres Sumba Timur.
Abner Kalaway (10) siswa kelas V SD Ngaru Kanoru ini menceritakan secara singkat tentang kronologis kejadian saat itu.
Kenapa Abner di pukul oleh ibu guru saat itu? Awalnya saya lewat di sekitar ruangan kelas III dan mendengar ada suara bentakan dari dalam ruangan karena penasaran saya mencoba mengintip dan rupanya murid-murid kelas III ini sedang di hukum.
Dan ketika saya di ketahui dan di lihat ikut menyaksikan hal tersebut, saya langsung lari pulang di ruangan kelas saya dan saat itu pula ibu menyusul saya dan bertanya siapa yang intip tadi di kelas III? dan saya terpaksa mengaku dan menjawab “Ya saya ibu” dengan perasaan sangat ketakutan dan saat itu pula saya di hampiri di tempat duduk saya dan di pukul mengunakan tangan dari sisi kepala bagian kiri dan akibat dari kerasnya pukulan itu sehingga saya jatuh dan alis saya sebelah kanan terbentur di sudut kursi sehingga luka dan berdarah.
Dan setelah memukul saya, ibu keluar meninggalkan saya, dan karena alis saya luka dan mengeluarkan banyak darah, Salah satu teman saya lari melapor ke ibu, dan sayapun di bersihkan dengan air dan baju saya di buka dan di cuci dan luka saya di obati mengunakan tepung kopi.
Usai saya di rawat Ibu meminta saya untuk tidak menceritakannya kepada orang tua, kalau tidak kau akan saya keluarkan dari sekolah itu kata ibu kepada saya, ucapnya sedikit tertunduk dengan mata berkaca – kaca.
Setelah pulang dari sekolah karena takut, saya tidak berani kembali rumah dan ngumpet di rumahnya Nelis teman kelas saya, dengan perasaan tidak menentu.
Akhirnya orang tua dan keluarga mencari saya dan mengetahui keberadaan saya dan saya terpaksa menceritakan kejadian dan alasan saya tidak pulang rumah. jelasnya kepada media ini.
Arfian Deta sebagai aktifis HAM dan salah satu pemerhati anak ikut mendorong agar kasus kekerasan anak di Sumba Timur di perangi dan di hentikan.
Dan khususnya kasus ini kami tetap kawal agar prosesnya tetap sesuai harapan baik dari korban dan keluarga.
Kita semua harus ikut berperan serta dalam ikut menjaga anak-anak dari segala macam ancaman, biarlah kasus ini sebagai pembelajaran untuk kita semua agar memperlakukan kaum lemah dengan kasih sayang dan penuh cinta. mestinya yang kuat harus berperan sebagai pelindung bagi yang lemah bukan sebaliknya apalagi terhadap anak – anak seusia Abner yang akan terganggu secara psikis dan mental bahkan fisik, tegas sosok anak muda yang cukup di kenal vokal dan kritis di kota Waingapu ini.(liputan Y. konda SI)
Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: suaraindonesiasatu80@gmail.com. Terima kasih.