Kodi Bangedo, suaraIndonesia1 – AGUSTINUS TAMO MBAPA , Ketika Menghadiri Upacara Pemakaman Salah satu Keluarga di Desa Dinjo pada hari Kamis 31/3/2022, Agustinus Tamo mbapa, ia Memilih tempat duduk di Tenda duka yang Bertapkan terpal dan jejeran barirasn Kursi Plastik yang jarak 30 CM.
Dalam tenda duka, Agustinus Tamo mbapa Mengambil tempat duduk dengan urutan Nomor 2 dari Posisi arah timur dengan Ukuran luas tenda duka 4X4 Meter dan di Lingkari Para undangan duka.
Agustinus Tamo mbapa, menghadiri Acara Pemakaman memakai baju Kaus Polos Yang berwana Putih dengan dengan kain Guru kodi, Asli dan selipkan Ke pinggangnya Parang yang Bergagang tanduk hitam dan Sarung Kayu.
Baca: Syukuran Kenaikan Pangkat Bintara Dan Tamtama Kodim 1709/Yawa
Dalam perbincangan dengan Undangan Duka Agutinus Tamo mbapa, Membicarakan tentang Hewan ternak besar berupa Kerbau yang Punah dan ternak Kecil seperti Babi.
Menurutnya ia sangat Prihatin Pada masyarakat di Kabupaten Sumba barat daya, begitu banyak Kesulitan yang di hadapi ketika adanya Keluarga yang Meninggal, banyak Beban yang di embaninya seperti Sekarang di tengah punahnya Hewan ternak besar berupa Kerbau,
Kita sebagai Orang Sumba sudah di Kenal istilah Upacara Kematian Marpu dalam Upacara Kematian masih syarat dengan dengan Kepercayaan Roh Nenek Moyang
Upacara kematian dapat Memakan biaya yang sangat Mahal Karena di butuhkan banyak ternak untuk di sembilan, selama prosesi berlangsung Kerbau ,dan Babi jelas Kader Muda dari Partai Demokrat yang di panggi akrap (Gustap)
Menurut Gustap Solusinya Pemerintah Daerah harus Siapkan Angggaran dari APBD untuk Pengadaan Hewan ternak Besar Berupa Kerbau untuk di bagikan pada Masyarakat sehingga ternak Kerbau tidak sampai Punah katanya
Beberapa undangan Duka ketika Media suaraIndonesia 1, Meminta tanggapan ia menjelaskan Kerbau sudah dikenal oleh masyarakat Sumba pada Umumnya sejak dahulu, bahkan lebih dahulu populer dibandingkan dengan sapi. Daging kerbau memang memiliki nilai gizi yang baik, walaupun saat ini daging yang tersedia dipasaran lebih banyak daging sapi namun masih banyak yang menggunakan daging kerbau sebagai bahan dasar ketika Ada Acara Pesta.
Budidaya ternak kerbau masih banyak dilakukan di daerah-daerah baik perorangan maupun skala besar.
Budidaya ternak kerbau yang dilakukan oleh peternak kecil biasanya juga di sewakan untuk membajak sawah. Sedangkan untuk peternakan kerbau sekala besar sudah sangat jarang dan digantikan dengan ternak sapi, biasanya masih ada didaerah yang memiliki tanah kurang subur untuk pertanian seperti NTT dan NTB.
Di beberapa daerah tertentu di Indonesia, budidaya ternak kerbau merupakan lambang status bagi pemiliknya. Bahkan, tanduknya yang indah, melingkar setengah lingkaran dengan ujungnya yang runcing, tidak jarang dipajang secara berjejer di tiang depan rumah mereka sebagai simbol prestise tuan rumah yang bersangkutan. Mereka.
Atas pernyataan Agustinus Tamo Mbapa mennyetil Hewan ternak besar menuju punah dari Media Suaraindonesia1 Menelpon dr.Kornelius Kodi Mete, Selaku Bupati Sumba barat daya ,
Bupati dr Kornelius Kodi Mete, Menjawab tidak ada, Kerbau dari Mana Kita Beli? Jawab Bupati Kodi Mete .
Dari Media suaraIndonesia1 Menawarkan Kalau mau Beli di Kabupaten Sumba timur bapak Bupati, Sama saja to, Orang Kodi Sudah Pergi Beli Sendiri jawab Bupati.
Lanjut dari Media menurut Pak Gustap kalau Bisa Pemda itu Menganggarkan saja dari APBD kabupaten Sumba barat daya, untuk Membelikan hewan ternak kerbau pada masyarakat bapak!
Bupati Kodi Mete, Ngga ada-Ngga ada Omong kosong itu, itu Korupsi!
Bupati : Musna Kenapa, Musna di kaji dan foto dulu to, Ngapain uang Ratusan juta hanya satu dua Orang yang dapat Kerbau ,setelah ditangan Penerima baru satu dua hari laporanyan sudah hilang.(Liputan Tibo SuaraIndonesia1)