Militer Rusia melakukan serangan udara jet tempur ke titik pertahanan Ukraina, berada di pusat logistik strategis timur Pokrovsk, (6/8/24).
Serangan udara jet tempur Rusia menuju titik lokasi strategis timur Pokrovsk, yang telah dikuasai dan meningkatkan tekanan terhadap pusat logistik strategis timur Pokrovsk, kata warga Ukraina pada hari Jumat,
Hujan bom dan serangan dari infanteri, yang menyebabkan beberapa perolehan teritorial terbesar Moskow sejak musim semi.
Rangkaian tersebut memicu lonjakan warga sipil yang melarikan diri , dengan permintaan untuk evakuasi di daerah tersebut sangat meningkat.
Sekitar sepuluh kali lipat selama dua minggu terakhir, menurut seorang relawan yang membantu warga mengungsi.
Pasukan militer Rusia terus bergerak maju perlahan lahan di beberapa garis depan, di wilayah Donetsk timur. Dikutip dari Reuters.
Mereka melancarkan serangan yang sangat ganas di dekat Pokrovsk, dengan pasukan Kyiv yang jumlahnya terbatas, 29 bulan sejak invasi besar-besaran Rusia.
Keuntungan Rusia sekitar 57 km persegi (22 mil persegi) dalam kurun waktu seminggu, adalah yang terbesar ketiga yang tercatat sejak bulan April 2024.
Setelah mereka hanya memperoleh keuntungan sederhana pada bulan Juni, Pasi Paroinen, seorang analis di Black Bird Group, mengatakan kepada Reuters.
Pasukan Rusia menggunakan pesawat tempur dan tembakan artileri, untuk mendukung gelombang serangan infanteri di daerah dekat Pokrovsk, Ruslan Muzychuk, juru bicara Garda Nasional Ukraina mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan televisi.
“Serangan-serangan ini tidak selalu didukung oleh kendaraan lapis baja, sering kali serangan infanteri,” katanya, seraya menyebut pemboman oleh pesawat tempur Rusia sebagai masalah khusus.
“Ini merupakan ancaman yang signifikan… karena front Pokrovsk dan Toretsk menjadi sasaran sebagian besar serangan udara harian yang dilancarkan terhadap posisi pertahanan Ukraina.”
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah merebut lima pemukiman di wilayah Donetsk dalam seminggu terakhir.
Penggunaan pesawat tempur Rusia untuk menembakkan bom berpemandu sangat penting, bagi taktik medan perang Moskow, kata Valeriy Romanenko.
Menurut pakar penerbangan seraya menambahkan, yang berbasis di Kyiv, yang membandingkannya dengan “ban berjalan”.
“Rusia tidak menembus pertahanan kita, mereka malah mendorongnya mundur. Mereka maju 100, 150, 200 meter setiap hari dengan menggunakan taktik ini.
Militer Rusia menjatuhkan bom berpemandu, lalu ‘serangan daging’, (dan jika itu terjadi) ditangkis, menjatuhkan bom berpemandu lagi, ‘serangan daging’ lagi.”
Ia mengatakan pasokan jet tempur F-16 AS ke Ukraina dapat mengganggu, dinamika itu jika jet itu mampu mengancam pesawat tempur Rusia.
Akan tetapi operasi semacam itu tidak mungkin dilakukan untuk saat ini, mengingat risiko yang akan ditimbulkannya bagi pilot baru yang mengoperasikan jet mahal.
BACA JUGA: Invasi Rusia Ke Ukraina, Putin Perintahkan Pasukan Nuklir Siaga Tinggi
Paroinen mengatakan serangan Rusia di sekitar pemukiman Toretsk dan Niu York, serta serangan di sebelah timur Pokrovsk di sekitar desa Ocheretyne dan Prohres.
Namun mereka telah menciptakan “krisis ganda” bagi Ukraina menjelang akhir Juni. Hal itu, katanya, menyusul serangan Rusia ke wilayah Kharkiv di timur laut.
Ketika pada waktu itu telah dihentikan oleh Ukraina, tetapi membuka front baru dan menyebarkan pertahanan mereka hingga sangat tipis.
Roman Buhayov, seorang pengemudi evakuasi dari organisasi kemanusiaan East SOS, mengatakan kepada Reuters bahwa jumlah permintaan evakuasi di daerah tersebut telah meningkat sekitar sepuluh kali lipat selama dua minggu terakhir.
Pada hari Jumat, ia mengemudikan bus untuk mengevakuasi penduduk dari Novohrodivka, sebuah kota dengan populasi sekitar 14.000 jiwa.
Sebelum perang di dekat Pokrovsk. Kota itu kini terletak sekitar 10 km dari garis depan, yang makin dekat setiap harinya.
Antonina Kalashnikova, 62, dan putranya yang cacat Denys, 34, mengungsi dari rumah mereka yang hancur dengan menaiki bus Buhayov ke Pokrovsk di mana dia berbicara kepada Reuters.
Bersama tetangganya, mereka tiba di kota itu dengan semua harta benda mereka, yang tersisa hanya beberapa karung sebelum melanjutkan perjalanan ke kota selatan Mykolaiv.
“Mereka mulai mengebom dengan hebat dan itu menjadi sangat menakutkan. Kami tidak tidur sepanjang malam, dan kami memutuskan untuk meninggalkan tempat itu,” mereka telah menghancurkan segalanya.kata Kalashnikova. (Reuters – Saidi SPMI).