Exclusive Content:

Bupati Sergei Main Blokir HP Wartawan Ada Apa?

Bupati Sergei H. Darma Wijaya main blokir HP wartawan,...

Pemdes Gajah Makmur Cegah Penularan TBC

Pemerintahan Desa Gajah Makmur Kecamatan Malin Deman melakukan pencegahan...

Airin: Ada Permintaan Saya Mundur Demi Kepentingan Nasional

Mantan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany diminta mundur,...
BerandaNASIONALBiosolar Langka, Sultan Duga Terkait Dengan Kenaikan Harga Ekspor CPO

Biosolar Langka, Sultan Duga Terkait Dengan Kenaikan Harga Ekspor CPO

Author

Date

Category

 

Jakarta – Suaraindonesia1, Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) Sultan B Najamudin menduga kasus kelangkaan BBM jenis biosolar saat ini erat kaitannya dengan kenaikan harga minyak sawit atau CPO di pasar ekspor.

Hal ini disampaikan Sultan saat dimintai pandangannya terkait kelangkaan biosolar yang terjadi secara luas di beberapa daerah di tanah air.biosolar

“Kasus kelangkaan Biosolar ini harus dilihat secara menyeluruh, baik akibat faktor eksternal yang disebabkan oleh fluktuasi harga minyak mentah dunia dan faktor internal yakni kebijakan B30 yang bahan bakunya adalah CPO atau minyak sawit”, ungkap Sultan melalui keterangan resminya pada Senin (04/04).

Baca: LaNyalla Minta Pemda Respon Cepat Keluhan Jalan Rusak

Mantan ketua HIPMI Bengkulu itu menilai bahwa pola kelangkaan biosolar ini akan bernasib sama dengan kelangkaan minyak goreng pada beberapa waktu yang lalu. Kami harap kelangkaan biosolar ini bukan skema pra kondisi untuk merevisi Keputusan Menteri ESDM No. 125.K/ HK.02/ MEM.M/ 2021 tentang Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan.

“Kami sangat mengkhawatirkan hal itu, karena saat ini porsi konsumsi BBM Solar bersubsidi mencapai 93 persen dari total konsumsi jenis BBM Solar. Sementara BBM Solar non subsidi konsumsinya hanya mencapai 7 persen. Di saat yang sama disparitas (selisih) harga antara BBM Solar subsidi dan non subsidi kian tinggi”, ujarnya.

Menurut hitung-hitungan Pertamina, selisih harga saat ini mencapai Rp 7.800 per liter. Pemerintah bisa saja berpikir untuk memangkas subsidi BBM jenis biosolar ini dengan alasan kelangkaan.

Selanjutnya, Sultan menerangkan bahwa secara bisnis, Pertamina tentu berkepentingan untuk menjaga kelangsungan neraca keuangannnya yang dibebani oleh tugas dari pemerintah. Permintaan CPO yang tinggi di pasar ekspor sepertinya cukup membebani biaya produksi biosolar atau menunaikan tugas kebijakan B30 pemerintah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Linda Barbara

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum imperdiet massa at dignissim gravida. Vivamus vestibulum odio eget eros accumsan, ut dignissim sapien gravida. Vivamus eu sem vitae dui.

Recent posts

Recent comments