Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu (BKSDA), bertempat di Aula PT. Daria Dharma Pratama Region Ipuh Mukomuko, menggelar kegiatan sosialisasi Penanggulangan Interaksi Negatif Manusia Dengan Satwa Liar.
Kepala BKSDA Bengkulu diwakili Kasi Seksi Konservasi Wilayah II , Lina Warlina, S. Hut. M.E., dalam sambutannya mengatakan, salah satu dari sekian banyak tugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam penanganan konflik manusia dengan satwa liar.
Kasi KSW II Lina Warlina menjelaskan konflik manusia dan satwa liar sering terjadi di kawasan hutan wilayah kerja Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, yang meliputi dua Provinsi Bengkulu dan Lampung.
baca juga: Sukatno Siap Untuk Bengkulu
“Di seksi satu kebanyakan konflik manusia dengan harimau, gajah, sesekali beruang, seksi dua kebanyakan dengan harimau dan beruang, di seksi tiga dengan harimau dan gajah termasuk buaya”, jelasnya.
“Dari 2018 sampai 2023, kegiatan konflik antara manusia dan satwa hampir menyentuh angka di seribu, di wilayah kerja BKSDA Bengkulu”, jelas Lina Warlina lagi.
Untuk meminimalisir interaksi negatif manusia dan satwa liar, dikatakan oleh Kasi KSW II Lina Warlina, perlu dukungan dari masyarakat, instansi pemerintah lainnya, termasuk pihak swasta.
baca juga: Diduga Mafia Hutan di Tapan, Intimidasi Wartawan dan Petugas
“Untuk penanggulangan konflik, memang harus melibatkan berbagi pihak, karena memperhatikan keselamatan manusia dan hewan itu sendiri”, katanya.
Dalam penanganan konflik manusia dengan satwa liar, nyawa manusia menjadi prioritas, tapi harimau dan gajah merupakan satwa yang dilindungi.
“Ketika manusia meninggal, kita bersedih, nyawa manusia penting dan prioritas, tapi ada harimau dan gajah mati, gaungnya se-dunia, Indonesia bisa ditekan, jadi semuanya penting kita jaga keselamatannya”, ungkap Lina Warlina.
Lina Warlina selanjutnya menyampaikan di hadapan peserta sosialisasi, jika ada terjadi konflik dengan satwa liar seperti harimau dan gajah dapat melaporkan ke BKSDA Bengkulu.
baca juga: Memangnya Ada Manfaat Merokok?
“Jika ada konflik dengan satwa liar, bisa menghubungi call center kami di No. 08117388100, untuk gangguan kategori berat, laporannya sebaiknya disertai dengan surat dari pemerintah desa”, ucapnya.

Kemudian di tempat yang sama, Julian Simon mewakili General Manager PT. Daria Dharma Pratama, mengucapkan terima kasih kepada BKSDA Bengkulu yang mengadakan kegiatan sosialisasi Penanggulangan Interaksi Negatif Manusia Dengan Satwa Liar, di Aula PT. DDP. dan di Aula Estate Air Berau (ABE).
Menurut Julian Simon Acara ini di Aula PT. DDP Region Ipuh dihadir Kepala Desa Dari Desa Dusun Pulai Kec. Air Rami, Kades Desa Retak Mudik dari Kecamatan Sungai Rumbai, Kades Desa Sibak, Medan Jaya, Tanjung Harapan, serta karyawan dari PT. Daria Dharma Pratama.
Terkuak PAMTIGO Payakumbuh Endapkan Uang Rp 42 M Pada Deposito dan Giro
“Hari ini di Aula PT. DDP ABE, sedang berjalan juga kegiatan sosialisasi Penanggulangan Interaksi Negatif Manusia Dengan Satwa Liar, dengan dihadiri Kepala Desa, Air Berau, Lubuk Bento, Pondok Suguh, Tunggang, Pondok Kandang, Air Bikuk, dan karyawan perusahaan kami”, ucap Julian Simon

Dan dari BKSDA Bengkulu, Kepala KSW II Lina Warlina, S.Hut., ME., didamping Gusman Juliadi, SP. M. Ling, Evi Gamelasari, Asep M Nasir, Syaiful Yadi dan Triyatmono.
Sekedar untuk diketahui, tugas pokok BKSDA Bengkulu, menyelenggarakan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati, dan Ekosistemnya, serta Pengelolaannya, berdasarkan ketentuan peraturan perundangan.
BKSDA mengelola Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Wisata Alam, Taman Buru, Hutan Raya, dan Kawasan Ekosistem Esensial.