Suaraindonesia1-Aceh Tamiang, Bupati Aceh Tamiang Mursil SH MKn membuka perhelatan “Membual Budaye” bertajuk Revitalisasi Budaya Melayu, mengembalikan jati diri yang semakin menjauh untuk lebih bermartabat dan bermarwah. Kegiatan berlangsung di aula Kantor Kemenag di Karang Baru pada Rabu (20/7/2022).
“Diharapkan Mabmeta dapat mengintervensi adat budaya yang lama sudah ditinggalkan dan budaya menyimpang yang kini berkembang di tengah-tengah masyarakat,” pinta Bupati.
“Dulu, setiap kali ada anak lahir, kita tanam satu batang kelapa, begitu pula saat turun tanah atau akikah. Itulah sebab kenapa di Aceh Tamiang ini banyak sekali pohon kelapa. Tapi sekarang itu tiada lagi, sudah lama ditinggalkan. Kemudian, pakai narkoba, inikan budaya yang berkembang, terutama di kalangan pemuda kita, yang jelas ini bukan budaya kita sebagai masyarakat melayu.
“Untuk mengintervensi budaya-budaya tersebut, disarankan Mabmeta melakukan komunikasi, berkoordinasi dan bersinergi dengan MAA dan MPU . Dalam momentum ulang tahun ke-4 Mabmeta yang diisi dengan diskusi budaya, sangat tepat untuk melakukan intervensi guna mengembalikan penyimpangan budaya yang ada di masyarakat.
Baca: Gelar Pesta Demokrasi Pil datok Kampung Pertamina Di Aceh Tamiang.
“Mari manfaatkan peringatan ulang tahun ini untuk membenarkan budaya kita, sehingga budaya-budaya yang telah menyimpang dapat diperbaiki. Mudah-mudahan dengan peringatan ini banyak hal yang bisa dilakukan.
Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang mendukung penuh intervensi budaya untuk memperbaiki kondisi masyarakat menjadi lebih baik. Apresiasi kepada panitia kegiatan Mabmeta yang sudah berhasil menggelar kegiatan yang sangat bermanfaat,”ucap Bupati.
Sementara itu, dalam laporannya, Ketua Panitia Drs. H. Ahmad As’adi, menghaturkan terima kasih kepada para undangan yang telah berhadir sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan meriah. Kegiatan ini bukanlah acara politik, melainkan khusus untuk membicarakan tentang kemajuan adat budaya di Aceh Tamiang,”jelasnya.
Selanjutnya Ketua Mabmeta H. Hambali mengatakan, Membual Budaye digelar sebagai ajang diskusi bagi masyarakat adat guna memberikan sumbangsih pemikiran dan aktivitas adat budaya yang membawa Aceh Tamiang menjadi lebih bermartabat dan berkemajuan,”ucapnya.
Kegiatan Membual Budaye menghadirkan Datok Sri Prof. Dr. Djohar Arifin Husin, Anggota Komisi X DPR-RI yang juga pakar adat budaya melayu dan Ketua Masyarakat Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI), dan Muntasir Wan Diman sebagai pakar adat budaya Melayu Tamiang. Turut hadir tokoh masyarakat melayu Tamiang, Hamdan Sati, unsur Forkopimda, para pengurus MAA dan MABMETA, sejumlah perwakilan dari organisasi dan masyarakat adat melayu kabupaten tetangga, sejumlah Datok Penghulu dan Kepala Mukim serta para undangan lainnya.(edi.s)