Suaraindonesia1-Aceh Tamiang-Peringati Hari Lingkungan Hidup (HLH) se dunia, Pemerintah Daerah Aceh Tamiang, Pertamina EP Field Rantau dan Yayasan Satu Cita Lestari (YSCL) melepas 120 ekor Tukik Tuntong Laut (Batagur Borneoensis) serta melakukan penanam 500 batang Pohon Cemara Laut di kawasan Ekowisata Ujung Tamiang, Kampung Pusong Kapal Kecamatan Seruway, pada Sabtu (11/06/2022).
Pada kesempatan tersebut, Pejabat Sementara Field Manager Pertamina EP Rantau, Edwin Susanto mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem biota laut dan alam sekitarnya yang sustainable dari degradasi alam, penyusutan satwa langka yang harus tetap dilestarikan,” tegasnya.
“Diharapkan seluruh elemen dan kearifan lokal untuk terus melakukan rekonstruksi terhadap kerusakan alam oleh faktor abrasi laut dari tangan manusia.
Ekowisata Ujung Tamiang adalah satu-satunya destinasi wisata lokal yang sudah menasional, selain alamnya yang indah, jug
merupakan tempat penangkaran Tuntong Laut yang habitatnya semakin kritis dan langka,” jelas Edwin Susanto.
Baca: UPTD Puskesmas Tamiang Hulu Laksanakan Vaksinasi Warga Kampung Wono Sari
Sementara itu, Senior Manager Relation Regional 1 PHR, Yudi Nugraha menyampaikan, terima kasih tak terhingga kepada seluruh elemen yang telah berpartisipasi menjaga kelangsungan hidup satwa langka Batagur Borneoensis dari kepunahan,” ucapnya.
“Ekowisata Ujung Tamiang telah dianugerahkan sebagai juara dua terfavourite nasional diajang Anuggerah Pesona Indonesia (API) tahun 2021, dengan mengkomersilkan penangkaran Tuntong Laut. Kita perlu meningkatkan terus pengelolaannya, tidak hanya YSCL dan Pertamina saja, mari bersama-sama seluruh elemen dan kearifan lokal untuk melestarikan Ekowisata ini secara sustainable,” jelas Yudi.
Kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Aceh Tamiang Surya Luthfi, mewakil Bupati Aceh Tamiang H. Mursil, SH, M.Kn, mengatakan, seyogianya seluruh komponen harus ikut serta dalam melestarikan Ekowisata Ujung Tamiang,” harapnya.
“Sudah saatnya Kabupaten Aceh Tamiang bangkit menjual daerah yang berpotensi wisata, apalagi Aceh Tamiang satu-satunya kabupaten yang memiliki satwa langka Tuntong Laut (Batagur Borneoensis) untuk dikembangbiakan. Hal ini menjadi penyemangat pembangunan dibidang pariwisata untuk dikembangkan, selain ekowisatanya juga Tuntong Lautnya dikomersilkan menjadi wisata spesies langka,”ungkap Surya.
Selanjutnya, Camat Seruway Muhammad Hans Marta Kesuma mengatakan, diharapkan kepada Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh untuk melakukan riset dan analisis terhadap perkembangbiakan Buaya Muara liar, jumlah populasinya kian hari kian bertambah,” ucapnya.
“Hal tersebut suatu saat akan membahayakan masyarakat yang berdiam di wilayah pinggiran sungai Ujung Tamiang, sudah saatnya pihak BKSDA memikirkan untuk membuat penangkaran buaya liar tersebut.
Jika ada penangkaran, sudah barang tentu akan menjadi destinasi waisata baru di Aceh Tamiang, selain Ekowisata dan Tuntong Laut,” jelas Camat Seruway.
Sementara itu, Kepala BKSDA Aceh, Agus Ariyanto menanggapi, kami akan mendata jumlah populasi buaya muara liar diwilayah Ujung Tamiang tersebut dan secepatnya melakukan riset khusus untuk buaya liar yang ada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Aceh Tamiang, alurnya pembuatan tempat penangkaran buaya liar,”terangnya.
“Kami sangat mengapresiasi terlaksananya Peringatan Hari Lingkungan Hidup se Dunia, yang dilaksanakan di Ekowisata Ujung Tamiang. Terlaksananya kegiatan ini atas komitmen bersama seluruh elemen yang eksis menjaga kelestarian Tuntong Laut (Batagor Borneoensis) di Ekowisata Ujung Tamiang. Hal itu berkaitan dengan Peraturan Pemerintah nomor 108 tahun 2018 tentang penyelamatan dan pelestarian Tuntong Laut,” Tegasnya.(edi.s)