Suaraindonesia1, Pohuwato – Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga menhadiri peringatan Maulid Nabi Muhammada SAW di Masjid Al-Taqwa Al-Bahar, Dusun Wubudu, Desa Padengo, Kecamatan Paguat, yang memakai adat sanger petta, Sabtu (08/10/2022).
Dalam sambutannya Bupati Saipul menjelaskan, sejak dua tahun berturut-turut akibat musibah dunia, musibah Nasional dan berakibat juga pada daerah kita dengan adanya pandemi Covid-19 kita semua tidak bisa melaksanakan kegiatan maulid dan kegiatan lainnya.
“Alhamdulillah, tahun ini kita sudah bisa melaksanakan kegiatan berupa maulid nabi yang setiap tahun diperingati seluruh umat muslim di penjuru dunia termasuk muslim yang ada di Kabupaten Pohuwato,” ujar Saipul.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Dusun Wubudu yang dilaksanakan oleh suku sanger sudah menjadi tradisi yang turun temurun. Sejak mendiami Wubudu, suku sangir petta diakui setiap tahun menggelar kegiatan seperti ini.
“Seperti ada kesamaan perayaan maulid oleh muslim suku sangir dengan suku Gorontalo yang dilaksanakan secara tradisional. Alhamdulillah, sangir petta terus mempertahankan adat istiadat ini meski berada di Gorontalo,” tutur Saipul.
Lanjut bupati, sebagai umat muslim tentu maulid nabi terus diperingati oleh umat nabi akhir zaman ini sampai kapan pun. Ini menandakan bahwa kecintaan kita kepada nabi yang membawa kita semua dari alam kegelapan ke alam terang benderang begitu besar.
“Apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad kiranya menjadi panutan bagi kita semua. Olehnya, di suasana maulid nabi ini mari kita tingkatkan ketaqwaan kepada Allah dan banyak berselawat. Karena sesungguhnya Allah SWT bersama Malaikat berselawat kepada Nabi Muhammad,” ajak Saipul.
Sementara itu, Suleman Supu selaku tokoh masyarakat menjelaskan, maulid nabi secara adat sangir petta adalah kegiatan setiap tahun dilaksanakan. Untuk tradisional sangir, zikir diawali dari pagi sampai sore.
“Zikirnya sama dengan Gorontalo, tapi untuk sangir dikolaborasikan dengan rebana dan pelaksanaannya sehari full atau dari pagi sampai malam, namun tergantung dari pezikir bisa cepat menyelesaikannya,” jelasnya.
“Untuk walima di sangir disebut sapo, dan sejak menetap di Gorontalo sejak tahun 60-an hingga saat ini maulid nabi secara adat sangir petta terus dipertahankan,” pungkas Suleman.
Selain Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga, tuyt hadir Kakan Kemenag Pohuwato, KH. Fahri Djafar, Anggota DPRD Pohuwato, Ismail Samarang dan Camat Dengilo, Nakir Ismail. (Abd)