Belum pernah terjadi, pada suatu sejarah bagi Hamas, telah memotong sebuah kawat yang memisahkan jalur Gaza dari Israel, (8/10/2023).
Atas serangan Hamas di beberapa tempat di perbatasan yang paling serius menghadapi Israel dalam lebih dari pertempuran sengit itu.
Telah terjadi peringatan 50 tahun atas serangan mendadak di Mesir dan Suriah pada tahun 1973.
Perang besar yang memicu di Timur Tengah, pentingnya pada tanggal itu tidak akan hilang dari kepemimpinan Hamas
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan dan ia akan mendesak dan memukul para musuh yang berada di zona perbatasan Israel.
Video dan foto warga Israel yang tewas, baik warga sipil maupun tentara, tersebar di media sosial.
Dalam sebuah gambar kekerasan antara militan Palestina, dan Israel Perdana Menteri Israel membaca dan menyimak
Video lain yang telah menunjukkan pendukung bersenjata dari Hamas yang menyeret tentara dan warga sipil ke gajah telah membuat marah bagi Israel.
Dalam beberapa jam kemudian Israel membalas dengan, serangan udara ke Gaza. Dan menghasilkan banyak korban berjatuhan, bagi warga Palestina dan Israel akan merencanakan operasi darat.
Atas kehadiran para sandera di Israel akan berarti, mengalami kesulitan dibandingkan serangan sebelumnya
Selama berbulan-bulan tampak jelas ada resiko, ledakan yang semakin besar antara, kelompok bersenjata Palestina dan Israel.
Bagaimanapun hal itu terjadi, merupakan sebuah kejutan besar di luar sayap senjata Hamas.
Israel dan Palestina fokus pada perhatian di Tepi Barat. Wilayah di antara Yerusalem dan perbatasan Yordania.
Yang telah diduduki oleh Israel, sejak tahun 1967 di mana, frontasi dan kekerasan hampir, berkepanjangan terus menerus sepanjang tahun
Warga Palestina yang dibekali senjata lengkap, telah beroperasi di kota Jenin dan Nablus di Tepi Barat. Telah menguasai dan, menyerang tentara Israel di Pemukiman Yahudi
Hamas antara Israel melancarkan serangan berkali-kali, di pemukiman bersenjata dan, telah mengambil tindakan sendiri. Dengan melakukan penyelamatan terhadap, desa-desa Palestina.
Kelompok nasionalis keagamaan ekstrem di pemerintahan sayap. Karena Israel” dia telah mengklaim bahwa wilayah yang dikuasainya, adalah keseluruhannya tanah Yahudi.
Tidak ada yang mengira Hamas akan melakukan rencana, dan rencana operasi mendadak hingga terkodinir di luar Gaza.
Tuduhan bermunculan di Israel, mengenai kegagalan Badan intelijen nya kecolongan, melihat Apa yang terjadi.
Warga Israel berharap jaringan luas yang terdiri dari informasi, agen dan pengawasan berteknologi tinggi akan mampu melakukannya
Pada akhirnya intelijen Israel kecolongan atas operasi mendadak dari Hamas. Yang ketika itu telah terjadi, warga Israel yang sedang istirahat, dan sambil berdoa selama akhir pekan pada hari raya agama.
Hamas mengatakan mereka akan mengambil tindakan tersebut, karena adanya ancaman terhadap masjid-masjid di Yerusalem.
Selama sepekan terakhir sejumlah umat Yahudi, sedang melaksanakan shalat di dalam komplek masjid Aqsa. Tempat ketiga bagi umat muslim, setelah Mekkah dan Madinah di Arab Saudi.
Daerah yang sama juga dihormati oleh orang-orang Yahudi, karena merupakan situs kuil Yahudi yang alkitabiah.
Doa yang telah dilakukan oleh umat Yahudi. Di tempat di mana mereka, sebut adalah Bukit Bait Suci.
Mungkin terdengar sepele namun hal itu dilarang, oleh Israel karena warga Palestina berpikir sangat provokatif.
Meskipun begitu berdasarkan standar dari Yerusalem, selalu menjadi konflik nasional dan, agama situasi di sana tidaklah terlalu tegang.
Kompleksitas operasi Hamas telah menunjukkan bahwa, hal itu telah direncanakan selama berbulan bulan.
Ini bukanlah respon yang sangat tergesa-gesa, terhadap peristiwa yang terjadi di Yerusalem, sekitar seminggu terakhir ini .
Alasannya mengapa Hamas, dan Israel selalu membangun konflik lebih mendalam. Konflik antara Palestina dan Israel merupakan konflik sangat memanas, meskipun kompleks tersebut jauh dari berita utama, dari organisasi berita internasional.
Meskipun itu sebagian hal ini sangatlah besar dan, negara-negara besar acapkali sering mengabaikan persoalan.
Melakukan perdamaian melalui solusi dari dua negara, yang merupakan singkatan dari kemerdekaan Palestina bersama Israel.
Untuk sementara selama proses perdamaian yang dilakukan pada tahun 1990-an, prospek yang terbentuk dari dua negara merupakan sebuah harapan nyata.
Namun nyatanya sekarang ini hanyalah isapan jempol belaka, konflik Palestina dan Israel belum menjadi prioritas pemerintahan presiden AS Joe biden.
Mereka telah berusaha menemukan cara untuk menawarkan jaminan keamanan ke Arab Saudi sebagai ketidakseimbangan atas pemulihan hubungan dengan Israel.
Upaya Amerika terakhir untuk meluncurkan kembali proses perdamaian satu dekade lalu, pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama.
Inti masalahnya adalah konflik yang berkepanjangan dan tidak terselesaikan antara Arab dan Yahudi untuk menguasai wilayah antara Laut Mediterania dan sungai Yordan.
Peristiwa yang meningkat dengan cepat ini membuktikan, sekali lagi bahwa konflik tidak dapat diatasi begitu saja.
Jika dibiarkan berlarut-larut, kekerasan dan pertumpahan darah akan terjadi.
Dikutip dari BBC editor Saidi Hartono