SuaraIndonesia1. Tanggamus— Betapa berbahaya bagi lingkungan hidup dan keberlangsungan makhluk hidup serta habitat lainnya bilamana lingkungan itu sendiri tercemar oleh berbagai macam jenis zat-zat yang dapat merusak lingkungan itu sendiri dari PT Sumber Windu Airmas
Mengingat kurang transparanya dan diduga telah menabrak UU no 40 thn 1999 tentang PERS dengan tidak memberikan izin dan melarang untuk melakukan liputan. pihak pengelola Tambak Udang Kota Batu Kota agung kabupaten Tanggamus saat awak media mengconfirmasi langsung tentang Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL.dilarang oleh manager PT Sumber Windu Airmas, Selasa 01/02/2022. 
Sementara setiap satu ton Udang tambak rata-rata menyisakan limbah Nigrogen(N) dan Posfor (P) masing-masing 72 dan 13 kg terbuang saat pergantian air. Dan sumber N dan P utama merupakan pakan 82-90% sisanya berasal dari pemasukan air, 5-14% serta pupuk 3,2%.
Baca: Police Go To School, Polres Sukoharjo Beri Pembinaan Kepada Para Pelajar
Bila pada tahun 2018 Indonesia mampu memproduksi 408.154 ton Udang tambak maka sekitar 29.387 ton N. dan 5.306 ton P, (45-57%) berakhir di saluran pembuangan. Hanya sekitar 24.7- 46 % N diubah menjadi BIOMASSA udang. Lainnya menjadi SEDIMEN (14-26,4%) dan sisanya 3 -3.9 % menjadi senyawa AMONIA VOLATILE hasil aktivitas DENITRIFIKASI. Akibatnya efek berantai EFLUENT atau buangan air tambak kaya akan N dan P serta padatan terlarut.
Unsur N dan P adalah pupuk bagi tumbuhnya ALGA (fitoplankton) bisa jadi BLOOMING ALGA yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem perairan. Yang pada akhirnya mengakibatkan kematian massal ikan akibat kekurangan oksigen (hipoksia).
Padatan terlarut buangan tambak FITOPLANKTON mati, ZOOPLANKTON, DETRITUS, bakteri dan sisa pakan. Dan akan mengganggu ekosistem dan organisme laut serta terumbu karang. Sementara terumbu karang adalah penghasil oksigen utama di muka bumi juga tempat ikan bernaung dan memijah.
Namun manager perusahaan Tambak Udang tersebut yakni Bp Sriyanto hanya memberikan penjelasan teoritis dan tidak memberikan serta menunjukkan kepada awak media perihal IPAL secara konkrit dan realistis.
“Nah, kalo pengolahan air limbah kami sudah paham pak, semua kami ikuti yg ada, kalau dia (air limbah) kita buang outletnya langsung ke laut maka ijin dari kementerian,tapi kalau ke sungai cukup ijin Bupati”terangnya.
Namun ketika awak media minta izin untuk ditunjukkan dibagian mana proses IPAL tersebut diproses sang manager tidak memberikan izin dengan alasan takut membawa virus.
“Tapi kalau mau liat ke lokasi kolam tempat proses IPAL itu terus terang saya tidak bisa ijinkan pak, karna siapa tahu bapak-bapak kesini bawa virus, ya kan” tambah pak Sriyanto.
Terindikasi PT Sumber Windu Airmas memanipulasi data tentang jumlah kolam tambak yang menurut pantauan Kamera satelit dapat dihitung dengan jelas bahwa jumlah kolam tambak melebihi dari 100 buah kolam tambak. Namun manajer mengatakan hanya 63 kolam saja. Manipulasi ini diduga untuk mengelabuhi pembayaran pajak yang harus dibayarkan.
“Berkatan dg jumlah kolam tambak ini hanya ada 63 kolam tambak saja, dengan ukuran yang berbeda. Ada yg 2500m ada yang 3000m “ungkap manager.
(Yuliar).