Bitung – Suaraindonesia1, Dorong perubahan Pasar, Walikota kita bernyali, “Saya ingin kondisi pasar kita seperti Victoria Market di Australia”, kalimat ini disampaikan “om kumis” Walikota Bitung Maurits Mantiri, dihadapan kami, pengurus DPD Appsi Kota Bitung, saat bertamu diruang kerjanya bulan september Tahun 2021 silam.
Sontak kami terkejut. Victoria Market bukan pasar sembarangan. Itu adalah pasar wisata yang menjadi salah satu ikon kota melbourne. Bukan hanya produk dan daganganya yang menarik, tetapi juga penataan dan pemberdayaan pedagang, yang menjadi rujukan banyak negara.
“Saya berniat memberdayakan semua pembangunan dan perbaikan pasar bitung, dengan uang hasil dari pedagang sendiri. Jadi retribusi atau hasil pasar dikembalikan dalam bentuk pelayanan dan perbaikan sarana prasarana”. Demikian tegasnya.
“Karena itu saya mendirikan dan mewujudkan keberadaan Badan Usaha Milik Daerah – BUMD Perumda Pasar Kota Bitung”. Tiga kalimat diatas adalah visi Walikota Bitung, untuk menata dan mengembangkan pasar rakyat.
Apakah relevan dengan kondisi saat ini. Tentu tidak. Kondisi kita sekarang bertolak belakang dengan keinginan pemerintah. Pasar sekarang becek,kotor, tidak tertata dan amburadul, bertahun2 dikelola dinas perdagangan.
Bahkan salah satu pasar, justru dikelola penagihannya oleh pihak bukan pemerintah. “ jauh panggang daripada api”.
Tetapi apakah kondisi itu menyurutkan niat Walikota Mendirikan Perumda Pasar?. Jelas tidak. Walikota tetap memiliki keberanian mendirikan BUMD. Perusahaan baru dengan menajemen baru dan pengalaman baru untuk mengelola pasar kota Bitung.
Baca: Punggung Kasiak Terjadi Kebakaran Hebat 2 Jam Kemudian Api Dapat Dijinakkan
Dengan resiko besar, Perda Pendirian dilakukan perubahan dari No 2 Tahun 2018 menjadi Perda 6 Tahun 2021 tentang pendirian Perumda Pasar.
Harapan besar Walikota, dengan adanya perumda pasar, maka tujuan keuangan dan pengelolaan dikembalikan seluruhnya untuk Pasar itu sendiri.
Jika dulunya Dinas Perdagangan menarik retribusi, belum tentu hasil tersebut dipergunakan untuk pembangunan dan perbaikan pasar.
Seringkali justru membiayai perjalanan dinas, atau aktivitas diluar pasar. Dengan Perumda, diharapkan terjadi perubahan mendasar atas penataan dan pengelolaan pasar rakyat.
Walikota hanya mewanti wanti kepada APPSI agar memgawasi dengan ketat kegiatan Perumda, agar tidak ada yang korupsi.
Mewujudkan kondisi seperti yg diinginkaan Walikota, tentu tidak mudah. Tetapi paling tidak dasar perubahannya sudah diletakan dizaman kepemimpinan Beliau. Contoh saja, sejak Perumda hadir seluruh pasar dikuasai pemerintah.
Dan persoalan sengketa lahan yang berlarut larut dikembalikan pada mekanisme peradilan. Sebuah angin segar bagi pedagang. Belum lagi perbaikan atap pasar ikan di Winenet dan sejumlah rencana yang disiapkan Perumda untuk penataan. Termasuk mulai membangun pasar modern dilokasi pasar cita pusat kota Bitung tahun 2022.
Kita sama2 berharap agar pesimisme berbagai kalangan terhadap BUMD, yang hanya akan meninggalkan hutang bertumpuk karena menajemen buruk, tidak terjadi pada Perumda Pasar.
Sehingga cita “om Kumis” yang bernyali melahirkan perumda Pasar, mampu mewujudkab the next Victoria Market dikota Bitung. (Bersambung)
(Aten SK)