<
spot_img
BerandaDAERAHKabupaten Limapulih Kota SumbarSafni Sikumbang Prihatin Honor Garin dan Guru Mengaji Masjid di Kabupaten 50...

Safni Sikumbang Prihatin Honor Garin dan Guru Mengaji Masjid di Kabupaten 50 Kota

Author

Date

Category

Honor Garin dan guru mengaji di masjid Rp50ribu/bulan, merupakan hal yang memprihatinkan di Kabupaten Limapuluhkota Prov. Sumatera Barat. Honorarium sedemikian adalah kenyataan, betapa mulianya hati para garin dan guru yang mengajarkan baca Al-Quran di masjid-masjid itu.

Siapapun dia, honor Rp50ribu itu, nilainya tentu tidak sebanding dengan pengabdian dan tanggungjawab mereka terhadap proses pembelajaran anak-anak di nagari kabupaten setempat.

Besaran rupiah yang mereka terima dari Pemerintah Daerah Kabupaten, seyogianya perlu menjadi PR Bersama. Demikian ungkap Safni Sikumbang (50 Th) dalam wawancara dengan awak media, baru-baru ini.

Safni Sikumbang  putra Luak Limopuluah, asal Sariak Laweh Kecamatan Akabiluru, mengaku prihatin terhadap masalah tersebut. Keinginannya  memperbaiki honor Garin dan Guru mengaji, semakin tidak terbendung, selama ini. Kesedihannya semakin dalam dari waktu ke waktu.

honor garin dan guru mengaji
Foto islustrai

Lelaki pengusaha tergolong sukses di Kandis Riau itu itu Ingin sekali memperbaiki penghasilan tambahan bagi mereka para Garin dan guru mengaji . Adalah sesuatu yang menyedihkan, jika honor  garin dan guru mengaji hanya Rp50ribu perbulan.

Pembangunan akhlak seperti apa yang akan diujudkan jika para guru mengaji dan pengurus masjid di negeri ini hanya bisa dihargai dengan honorarium yang relative sangat rendah itu, katanya mempertanyakan.

Di benaknya muncul pikiran ingin memberikan penghargaan yang pantas bagi pengabdian Garin dan guru mengaji di masjid-masjid setiap Nagari. Pikirannya, bahwa lebih berharga seorang anak penggembala sapi ketimbang mereka para pembentuk akhlak generasi penerus itu selalu menggodanya.

Dan itu kenyataan pahit yang harus ditelan ungkapnya resah di suatu negeri yang mengagungkan “Adat Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah”. Filosofi yang menempatkan Syarak sebagai landasan pijak bagi segenap aturan yang ada di bumi Minangkabau.

Jika di pikir-pikir tak sebanding memang, jika tanggungjawab moral yang dipikul para garin dan guru mengaji dengan honor Rp50ribu perbulan, keluh Safni Sikumbang lagi. Tidak dapat disesali jika penyakit Masyarakat semakin tak terbendung  tumbuh dan berkembang di luak bungsu Kabupaten Limapuluh Kota ini .

Terdorong oleh rasa tanggungjawab moralnya itulah, Safni Sikumbang memutuskan untuk membangun kehidupan para guru mengaji dan garin masjid bersama masyarakat di masing-masing Nagari.

Keputusan itu, tentu saja, menuntut perubahan permanen kebiasaannya – dari sekedar pulang kampung per-dwi minggu, menjadi menetap tinggal di ranah kota randang ini.

Ayah empat orang anak itu, akan membangun income atau pendapatan tambahan melalui bantuan sapi bagi para guru dan garin masjid. Selaku pengusaha peternak sapi dan ayam di Kandis Riau.

Safni Sikumbang, memandang, jika setiap masjid dimodali 6 ekor sapi untuk memenuhi kebutuhan hari-raya kurban, dapat diperkirakan para garin dan guru mengaji, akan peroleh tambahan kemasukan uang.

Dan hal itu, katanya akan berdampak kepada kegairahannya mengajar anak-anak mengaji dan mengelola masjid secara maksimal.

Safni merinci, jika dipelihara 6 ekor sapi, akan diperoleh keuntungan berkisar Rp30 sampai 50juta pertahun untuk setiap masjid. Keuntungan itu tentu sangat dipengaruhi oleh jenis dan kualitas sapi dan keterlibatan masyarakat dalam pengawasan secara bersama.

Dari keuntungan pemeliharaan Sapi itu, katanya akan berdampak pada berbagai aspek. Selain menghasilkan daging kurban yang berkualitas dan jumlah yang  diterima masyarakat relative banyak.

Dan ketergantungan kesediaan sapi  dari luar provinsi di musim kurban dapat diminimalisir. Demikian juga dampak-dampak lainnya, seperti ketersediaan pupuk kompos bagi pertanian.

Dampak lain yakni mengatasi terjangkit wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). menghasilkan daging qurban yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) serta mencegah penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang belakangan ini sedang merebak di seluruh Indonesia.

Bagi Safni Sikumbang gagasan demikian bukanlah hal yang sulit diujud-nyatakan. Potensi alam Limapuluh-kota sangat mendukung bagi pelaksanaan pemeliharaan sapi oleh para garin dan guru mengaji di setiap kenagarian yang ada, tegas pengusaha tergolong sukses di daerah Kandis tempatnya berusaha.

Data dari Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lima Puluh Kota tahun lalu ( tahun 2022 ) kesediaan sapi di daerah ini diperkirakan baru berjumlah 1.200 ekor.

Sedangkan kebutuhan sapi kurban berkisar 3.500 ekor lebih. Jadi setiap hari raya Idul Adha, Kabupaten Limapuluh-kota kekurangan sapi kurban berkisar 2.300 ekor sapi.

Kekurangan pasokan sapi kurban itu, mestinya menjadi perhatian pihak pimpinan daerah kabupaten ini. Oleh sebab itu, niatannya untuk mengatasi masalah kekurangan sapi kurban itu, merupakan salah satu dorongan kuat bagi Safni Sikumbang untuk mewujudkan.

Kemauan itu, sudahlah tentu memerlukan dukungan kuat dari segenap masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota. Tanpa dukungan Masyarakat, kata Safni Sikumbang, mustahil hal itu akan terujud nyata, ujarnya pula.

Harapannya kepada masyarakat, kiranya berkenan mendoakan agar upaya membantu perbaikan pendapatan Garin dan guru mengaji di masjid dapat diujudkannya. Ia juga berharap agar memperoleh dukungan masyarakat bagi tujuan mulia tersebut. Semoga.

iklan

IKLAN

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

Linda Barbara

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum imperdiet massa at dignissim gravida. Vivamus vestibulum odio eget eros accumsan, ut dignissim sapien gravida. Vivamus eu sem vitae dui.

Recent posts