Rimbodata I Suara Indonesia1.id – Menyambut bulan Ramadhan beragam acara dilakukan masyarakat Muslim di Tanah air. Dan bermacam-macam juga kegembiraan datangnya bulan puasa diekspresikan.
Selain prosesi tradisi balimau, lomba selaju sampan dan panjat pinang serta lomba karaoke, juga dilaksanakan untuk hiburan jelang Ramadhan. Seperti yang terjadi di Kenagarian Tanjung-Bolik Kec. Pangkalan Kab. Limapuluh-Kota, di danau buatan itu dilaksanakan sebagai pusat kegembiraan menyambut bulan Ramadhan 1444 H.
Kegembiraan warga Tanjung-Bolik menyambut bulan Ramadhan tahun 1444 H ini, ditandai dengan pesta pinggir danau. Rangkaian acara pesta itu antara lain Lomba Selaju Sampan, panjat Pohon Pinang dan Karouke.
Pancaran panas matahari sangat menyengat, mendera lokasi pinggir danau buatan itu, namun semangat pengunjung dan warga peserta lomba, tidak pernah surut mengikuti acara demi acara di sana.
Pinggiran tempat labuhan sampan nelayan danau buatan itu, tidak saja dipenuhi oleh kalangan muda, kalangan tuapun tampak ramai mengikuti rangkaian perlombaan .
Peristiwa semacam ini, kata Wali Nagari Tanjungbolik, Andi Altoni(48),merupakan media silaturahmi warga dan perantau Tanjungbolik. Acara semacam ini haruslah tetap ada dan jangan sampai tidak ada di tahun-tahun mendatang.
Di dalam kehidupan sehari-hari, kata Andi Altoni, karena kesibukan masing-masing, mungkin saja sulit bagi sebagian warga, untuk bersilaturahmi, maka melalui event semacam inilah, masing-masing dapat berkumpul dan saling bersilaturahmi.
Bergeser kepada kegiatan yang seremonial.
Sejatinya, acara prosesi Potang Balimau menurut sejarahnya, merupakan sebuah prosesi pembersihan diri dan kampung dari sifat dan perbuatan yang salah menurut tuntunan syariat Islam.
Secara historis tradisi Potang Balimau itu, merupakan prosesi tradisi adat yang berlandaskan agama. Balimau mengandung makna, agar kaum muslim, mempersiapkan dirinya memasuki bulan Ramadhan, bulan yang suci , dengan mensucikan diri.
Jika tahun-tahun sebelumnya, seluruh warga Tanjungbolik, membawa handuk dan kain basahan utuk berlimau, namun tahun ini tidak lagi demikian. Hasil pantauan awak media di sana hanya beberapa orang saja yang terlihat mambawanya.
Seperti yang diungkapkan Firdaus, (44) mengaku merasa risih saat datang ke lokasi potang Balimau tersebut. Diantara ramainya orang yang berpakaian serba bagus, hanya dirinya yang membawa handuk ke sana.
Suasana menyambut bulan Ramadhan tahun ini, kata Firdaus, sudah jauh berbeda. Prosesi keagamaan yang menjadi dasar adat minang, dewasa ini menurutnya sudah mulai tergerus oleh peradaban modern.
Arak-arakan massa warga Tanjungbolik yang mengumandangkan zikirullah, mulai terabaikan. Masyarakat lebih tertarik kepada kegiatan orgen tunggal serta iven-ivent kegembiraan yang bersifat duniawi semata.
Untuk itu, melalui awak media, Firdaus menghimbau, kiranya kegiatan potang balimau tahun akan datang, dapat dikembalikan kepada fitarahnya.
Pada kegiatan potang balimau Tanjungbolok itu, tampak hadir Kapolsek Kec. Pangkalan beserta sejumlah anggota kepolisian. Acara yang dilangsungkan tengah hari itu, berjalan aman dan tertib. Dari pantauan awak media, pihak panitia peneyelenggara, tampak kurang perhatian terhadap penyediaan fasilitas umum.
Di Kawasan tersebut tidak terlihat adanya jamban atau WC umum. Demikian juga halnya dengan fasilitas tempat sholat pengunjung. Sehingga salah seorang ibu, terpaksa sholat menumpang di palanta warung kopi yang ada di sana.