Limapuluh-kota Sumatera Barat – Safni Sikumbang, bukanlah tokoh Pendidikan atau birokrat. Dia tidak juga person yang berprofesi jurnalis, apalagi seorang akademisi. Namun pria (51) asal Sariak Laweh Kecamatan Akabiluru ini punya komitmen mempelopori gerakan literasi Digital di Kabupaten Limapuluh-Kota Sumbar.
Rendahnya perhatian pemerintah Sumatera Barat terhadap pengembangan Literasi Digital di Sumatera Barat, membuat Safni Sikumbang menganggap perlu untuk berperan-serta aktif membantu pemerintah, khususnya di Kabupaten Limapuluh-kota.

Tidak tanggung-tanggung Safni Sikumbang mengajak Dewan Pengurus Pusat Praktisi Media Indonesia (DPP- SPMI ) untuk bekerjasama dalam menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik Dasar. I untuk anak nagari Kabupaten Limapuluh-kota. Pelatihan itu diselenggarakan di Sariak Laweh Kec. Akabiluru selama 3 hari – siang dan malam (2-4 Februari 2024) .
Dalam pelatihan, peserta diberikan pengetahuan dan praktek Jurnalistik, Audio Visual (Video) dan Voice Over diselenggarakan selama tiga hari. Siangnya di Aula kantor Camat Akabiluru dan malam harinya dilaksanakan di rumah Safni Sikumbang di Sariak Laweh Kabupaten Limapuluh-Kota

Keseriusannya membina 38 orang peserta anak-anak muda nagari ditandai dengan menghadirkan Yurnaldi Paduka Raja, instruktur berkelas dunia dan nasional. Yurnaldi adalah mantan wartawan Kompas – yang telah bertugas di sejumlah besar negara dan daerah- daerah konflik di Indonesia. Instruktur lainnya yang diundang Safni Sikumbang antara lain Edi Anwar Asfar (Ketua Umum DPP-SPMI, Asesor BNSP dari LSP-Pers Indonesia, Pemred 5 media online) dan Fuaddy Fuaddy Chaidir Rosha ( Profesional Voice Over Indonesia, penggiat radio komunitas dan aktivis media di studio 42C, penulis scenario films, dan Pimp.Umum Indeks News) serta Irfan Sidik (Conten Creator alumnus desain komunikasi visual UNP).

Materi pelatihan yang menyajikan pengetahuan Jurnalistik, Audio Visual (Video), Voice Over dan Etika Jurnalistik itu mendapat perhatian dan minat yang tinggi dari peserta. Minat terbesar dari peserta yakni materi Audio Visual. Materi yang satu ini diberikan instruktur, bagaimana mengambil gambar, editing dan Voice Over atau teknik menyuarakan narasi berita/iklan.
Pilar Demokrasi Yang Terabaikan
Wartawan Senior yang juga mantan Ketua PWI Sumbar, Drs. Yanuar Abdullah, menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap kegiatan yang diselenggarakan Safni Sikumbang dan SPMI. Seharusnya pelatihan semacam itu, kata Yan Abdulah sudah mesti dilakukan Pemka sejak Limapuluh-kota 5 tahun lalu, ungkapnya saat ditemui di kediamannya di Jorong Koto Kociak Kecamatan Guguak Limapuluh-kota, baru-baru ini (4 -2-2024)

Jurnalistik, menurut Yan Abdullah merupakan suatu pengetahuan dan keterampilan yang amat diperlukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena jurnalistik (Pers) merupakan salah satu pilar demokrasi di republik ini. Pilar Pers seyogianya harus ditegakkan secara bersamaan, selain pilar Eksekutif, Yudikatif dan Legislatif. Keempat pilar itu, kata putra luak limopuluah ini, tidak boleh diabaikan, apalagi dianak-tirikan.
Anggaran negara yang diperuntukan bagi pilar ke empat buat Pers dalam realitas objektif menurut Yan Abdullah, jauh panggang dari api. Kehidupan Pers dibiarkan begitu saja, tanpa perhatian yang serius, baik segi pengembangan maupun pengganggarannya. Lantas timbul pertanyaan, digunakan buat apa anggaran tersebut dan ke mana anggaran tersebut menguapnya ?, ucap Yan Abdullah mempertanyakan.
Tentang pentingnya Jurnalistik bagi kalangan generasi muda, Yan Abdullah- yang juga salah satu tokoh Budayawan Sumbar ini menjelaskan bahwa pembekalan pengetahuan dan praktek Jurnalistik itu amat diperlukan dalam membangun generasi yang cerdas, kritis dan kreatif. Profesi jurnalis (wartawan-red) merupakan keahlian (life skill) yang mendorong individu untuk banyak belajar dalam pelbagai hal, terutama membaca dan membaca, tukasnya.
Safni Sikumbang Pelopor Literasi Digital.
Materi pelatihan yang mengolaborasikan pengetahuan Jurnalistik dengan media digital seperti , Audio Visual (Video, Youtube, Tiktok), Voice Over dan Etika Jurnalistik itu mendapat perhatian dan minat yang tinggi dari peserta.
Pada malam penutupan yang dilangsungkan di rumah Safni, perwakilan peserta pria, Gunawan dan Wanita, Rahmah menyampaikan kegembiraannya atas pelatihan seperti ini. Kepada rekan peserta, Gunawan berharap, kiranya kegiatan semacam ini, tidak hanya sampai di sini. Diharapkan pengetahuan yang diperoleh dapat dipraktekan di lingkungan masing-masing.
Sehingga, peserta dapat berperan serta aktif, menggali potensi nagari masing-masing untuk disebarluaskan ke seluruh penjuru negeri. Di sisi lain peserta merupakan jurnalis yang dapat melakukan kontrol sosial terhadap pelbagai kegiatan masyarakat dan pemerintah, jelasnya.
Usai Penutupan acara, yang dilakukan Safni Sikumbang, ke empat instruktur serta segenap peserta pelatihan, bersepakat memberikan predikat kepada Safni Sikumbang sebagai Pelopor Literasi Digital Kabupaten Limapuluh-Kota. Saat predikat tersebut diutarakan pada Yan Abdulah, Wartawan senior yang juga budayawan itu, mengamininya.