SuaraIndonesia1,Samarinda,Kaltim – Presiden Joko Widodo sudah menyatakan akan memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Namun, hingga kini proyek pembangunan sarana pendukung untuk kawasan ibu kota negara belum kunjung berjalan.
Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi mengungkapkan, salah satu alasan belum berjalannya proyek itu karena adanya masalah biaya. “Kapan mereka mau membangun, berapa biayanya, sering kali tidak jelas.
Anggaran tidak jelas karena memang ini proyek besar,” kata Hadi di Samarinda, Jumat (12/11/2021), seperti dilansir Antara.
Hadi juga menyatakan, sejak awal rencana pemindahan ibu kota diumumkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani sempat terkejut. Sri Mulyani, kata Hadi, mempertanyakan sumber pembiayaan proyek tersebut.
“Kata beliau, ‘uangnya dari mana?’ artinya belum terbayangkan berapa dana yang harus dialokasikan dari rencana itu,” sebut Hadi. Hadi mengaku bisa memaklumi sikap Sri Mulyani. Namun, dia berharap proyek itu bisa dilanjutkan.
Pemindahan ibu kota dianggap bakal memberikan manfaat kepada Kalimantan Timur dan Indonesia secara umum. Dengan adanya perpindahan akan terjadi perimbangaan pembangunan.
“Kalau pembangunan terus terpusat di Pulau Jawa maka akan terjadi kecemburuan dan masalah sosial masyarakat dan akan susah dikendalikan karena mereka hilang kepercayaan dengan pemerintah pusat,” tuturnya.
Hadi juga mengimbau dengan momentum perpindahan ibu kota, seluruh lapisan masyarakat untuk tetap bersyukur walau memang memerlukan biaya yang tidak sedikit. Diakuinya, semua yang namanya baru butuh biaya besar, tapi hal tersebut bisa dilakukan secara bertahap dan perlu proses.
“Presiden Jokowi meminta Istana Kepresidenan sudah terbangun di IKN baru yang berada di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pada Juli 2024 dan rencananya peringatan HUT Kemerdekaan RI dilakukan di Istana Kepresidenan yang baru pada 17 Agustus 2024,” ujar Hadi Mulyadi. (bbm)
Baca:
Mantan Dirut PT MGRM Iwan Ratman Divonis 14 Tahun Penjara, Trio JPU Naik Banding