Suaraindonesia1 – China, Hari ini 466 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 23 Januari 1556, gempa bumi mematikan berkekuatan magnitudo 8,0-8,3 mengguncang wilayah Shaanxi, China.
Dilansir dari History, gempa Shaanxi menewaskan sekitar 830.000 orang.Penghitungan jumlah korban mungkin tidak sepenuhnya tepat, mengingat bencana besar ini terjadi sebelum abad ke-20.
Gempa paling mematikan
Namun demikian, bencana gempa Shaanxi, China masih dianggap yang paling mematikan sepanjang masa.
Baca: Di Inggris Persyaratan Vaksin dan Masker Berakhir.
Gempa Shaanxi terjadi pada tengah malam dan berlanjut dengan gempa-gempa susulan hingga keesokan paginya.
Penyelidikan ilmiah kemudian mengungkapkan bahwa besarnya gempa itu sekitar 8,0-8,3, jauh melampaui kekuatan gempa terbesar yang sebelumnya pernah tercatat.
Gempa terjadi di tengah-tengah daerah padat penduduk, ditambah bangunan rumah masyarakat dibangun dengan kualitas buruk, mengakibatkan banyaknya korban tewas.
Dilansir dari Britannica, banyak dari korban gempa Shaanxi adalah orang-orang yang tertimpa reruntuhan bangunan.
Pasca-bencana, banyak bangunan bermaterial batu yang telah diratakan diganti dengan bangunan yang terbuat dari bahan yang lebih ringan dan tahan gempa, seperti bambu dan kayu.
Banyaknya korban jiwa yang jatuh juga disebabkan oleh tanah longsor yang terjadi akibat getaran.
Pusat gempa berada di Lembah Sungai Wei, Provinsi Shaanxi, tepatnya berada di dekat kota Huaxian, Weinan, dan Huayin.
Di ketiga kota itu, gempa besar Shaanxi bahkan menewaskan puluhan ribu warga yang itu melebihi separuh warga kota.
Selain rumah dan bangunan yang roboh, gempa juga menimbulkan sejumlah celah atau retakan di permukaan tanah dengan kedalaman kurang lebih 60 kaki atau sekitar 1,8 meter.
Kerusakan dan kematian akibat gempa ditemukan hingga 300 mil atau 482 kilometer dari pusat gempa.
Berita ini sudah di muat oleh media KOMPAS dengan judul: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa Bumi di Shaanxi China Tewaskan 830.000 Orang