Masyarakat Desa Balung Kec. XIII Koto Kampar, sepertinya bosan serta muak atas janji- janji pemimpinnya baik dari Pemkab Kampar, juga Pemrov Riau, finalti dan ancam pisahkan diri dan gabung ke Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat ?
Pasalnya, jeritan serta permohonan masyarakat Desa Balung Kec. XIII Koto Kampar Provinsi Riau, yang telah dijanjikan pemimpinnya baik Bupati dan Gubernur, terkesan dijadikan kepenting politik belaka ( janji- janji kosong- red )
Buktinya, Bupati Kampar, Catur Sugeng Susanto pada kunjungannya ke Desa Balung beberapa waktu lalu berjanji. akan mengeluarkan anggaran, untuk perbaikan jalan dan jembatan dari Nagari Tanjung Bolik kec.Pangkalan koto Baru kab.50 Kota menuju Desa Baluang kec.XIII Koto Kampar kab. Kampar.
Namun sampai saat ini janji Bupati itu yang telah lama diharapkan sejumlah 22.946 jiwa penduduk yang tersebar luas wilayah adalah 732,40 km2 di Kecamatan XIII Koto Kampar Kab.Kampar, tidak terlihat realisasinya.
Kepala Desa Balung, M. Ujud bertutur kepada awak media, pihaknya merasa kecewa yang dalam dan telah kenyang dengan janji- janji pemimpinnya di Pemkab Kampar serta Pemrov Riau, ternyata hingga detik ini ” Isapan Jempol belaka”, demikian kecewanya.
Pasalnya, hingga detik ini, M. Ujud belum melihat tanda-tanda akan ada pembangunan jalan dan jembatan tersebut. Sementara embatan menuju Desa Balung Kecamatan XIII Koto Kampar butuh perhatian khusus, harapnya.
Dipaparkan M. Ujud, Wilayah Kabupaten Kampar sangat luas, berbatasan langsung dengan provinsi Sumatera Barat. Apabila kita ingin menuju ke Desa Balung maka kita harus melewati Nagari Tanjung Balit, Kec. Pangkalan Baru Kabupaten Lima Puluh Kota terlebih dahulu.
Sementara, Desa Balung masuk kedalam wilayah Kabupaten Kampar Provinsi Riau, tentunya secara administrasi Desa Balung lebih dekat ke wilayah Kabupaten Lima Puluh kota.
Sementara, Jembatan yang menghubungkan desa tersebut sudah lapuk dimakan usia. Sebelum jembatan tersebut dibangun, masyarakat Desa Balung hanya bisa memanfaatkan rakit yang dikelolah secara swadaya oleh masyarakat setempat.
Bukan hanya masyarakat Desa Balung yang tinggal di daerah tersebut. Tapi masyarakat luar daerah pun sudah berdomisili wilayah Desa Balung tersebut.
Kondisi jembatan Balung yang kini butuh perhatian khusus dari pemerintah setempat khususnya Kabupaten Kampar sangat mengharapkan pembangunan infrastruktur.
Tidak hanya jembatan tapi jalan menuju ke desa tersebut memang harus segera di aspal atau disemenisasi. Kondisi riil di lapangan sangat memprihatinkan, sangat tidak tersentuh oleh pembangunan dikarenakan terletak diantara dua kabupaten, hal ini membuat tidak adanya titik terang untuk membangun infrastruktur permanen, bahkan menurut kabar yang diperoleh, sudah pernah dimediasi antara Bupati Kampar dengan bupati Lima Puluh kota.
Masyarakat Desa Balung sangat mengharapkan bantuan perbaikan jembatan atau dibangun kembali jembatan yang lebih bagus, karena jembatan yang ada saat ini hanya mampu memfasilitasi mobil pribadi dan mobil dengan angkutan ringan, demikian sedihnya
Tidak hanya jembatan yang menjadi topik ending, tapi jalan terjal dan mendaki serta batu cadas dengan jurang yang menganga yang setiap hari dilalui oleh masyarakat Desa Balung. Akan tetapi, Desa Balung menyimpan sumber daya alam yang bisa diandalkan oleh Kabupaten Kampar.
Disebutkan, pada rapat Koordinasi, kepala Desa, beserta sekretaris dan Pemuka Masyarakat Rabu 24/mei-2023 di kantor kepala desa Balung M. Ujud (35), membahas tentang langkah pembangunan Akses jalan sepanjang +- 8 km kondisinya telah parah. Dan jembatan juga telah rusak berat.
M.Ujud mengungkapkan bahwa dia telah mengusahakan dan mengupayakan mengajukan permohonan dan proposal pada Instansi pemerintah juga Dinas P.U, tapi sampai sekarang belum ada tanggapan. Saya sangat kecewa, tegasnya.
Bahkan dalam forum itu, Kepala Desa muda ini juga menyampaikan, dia akan minta pada Pemkab Kampar, bila permohonan masyarakat Balung tidak di kabulkan. mereka ancam untuk keluar dari Provinsi Riau, ( gabung ke Pemkab Lima Puluh Kota, Pemrov Sumatera Barat- red ), ancamnya.
Disamping itu, mereka juga sepakat tidak akan menerima Caleg-caleg yang datang mencari dukungan suara. Baik itu caleg legislatif dan eksekutif. Baik buat pemilihan Bupati, Gubernur bahkan Presiden sekalipun. saya sebagai kepala Desa Balung mewakili masyarakat, tidak akan ikut serta dalam Pemilu. Saya dan Warga akan Golput Ujarnya.
Pernyataan Kepala Desa itu di benarkan Syafrizal datuak Mangkuto(45), selaku Niniak Mamak di Desa Balung. Beliau akan menghimbau dan mengajak seluruh masyarakat beserta anak dan keponakannya untuk tidak memberikan hak suara mereka pada Caleg-caleg priode 2024-2029 mendatang alias Golput. Apabila kondisi mereka tidak diperhatikan. Kami telah muak dengan janji janji. Tandasnya.
Percuma hak suara kami berikan pada pemimpin yang ada di Provinsi Riau ini. Tapi suara dan rintihan serta keluhan kami tidak pernah di dengar di Perlemen.
Mereka cuma memamfaatkan hak suara kami untuk kepentingan pribadi meraka saja pungkas pemuka masyarakat Balung itu kecewa. ( Alen )