Exclusive Content:

Pjs. Bupati Mukomuko Ajak Pers Awasi Pilkada 2024

Pjs Bupati M. Rizon. S, Hut,. M. Si., mengajak...

Sinergitas Pemdes Arga Jaya, TNI dan Polri

Sinergitas atau kerja sama Pemerintahan Desa Arga Jaya Kecamatan...

Desa Medang Disinyalir Marak Bangunan Liar

Bangunan siluman bermunculan di Desa Medang, Kecamatan Medang Deras...
BerandaDAERAHCharles Seingo, S.Pd, Belum Layak Jadi Pemimpin, Masih Suka Semaunya Sendiri! dan...

Charles Seingo, S.Pd, Belum Layak Jadi Pemimpin, Masih Suka Semaunya Sendiri! dan sering bersikap otoriter, nih

Author

Date

Category

 

Kodi utara – Suaraindonesia1, 5 Tanda Kamu Jabat Kepala Sekolah Belum Layak Jadi Pemimpin, Masih Suka Semaunya Sendiri! Dalam Pemikiran Charles Seingo, S.Pd.Menempati jabatan atau kedudukan sebagai atasan Sebagai Kepala Sekolah di SMK N 1 KODI Utara memang jadi incaran bagi banyak orang.

Ada banyak alasan mengapa Kamu menginginkan posisi tersebut. Entah itu dari segi bonus dan pendapatan, prestise, wibawa, maupun hal-hal lainnya. Namun yang jadi catatan penting, menjadi seorang pemimpin itu tidaklah mudah.charles

Faktanya, masih banyak orang yang tidak memahami akan hal tersebut. Seperti Prilaku Charles Seingo,S.Pd. Kepala Sekolah SMK N 1 KODI UTARA Dengan bermodalkan ambisi buta, dia berjuang mati-matian untuk menjadi seorang atasan walaupun menempuh cara-cara yang tidak baik. Lantas, apa saja tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kamu masih belum layak jadi pemimpin? Berikut lima di antaranya.

Baca: Ada Sumur Galian tapi Kesulitan Naikan Air, Mestinya Pakai Mesin Pompa Air

1. Bersikap otoriter

Bagi sebagian orang, menduduki jabatan sebagai seorang pemimpin seolah menjadi tujuan utama. Mereka beranggapan dengan menjadi seorang pemimpin akan memiliki wibawa dan kehormatan yang besar. Mereka mampu memberikan perintah tanpa seorang pun berani membantahnya.

Jika kamu masih memiliki anggapan tersebut, lebih baik perbaiki diri dulu. Sikap yang demikian menunjukkan bahwa kamu adalah tipe orang yang otoriter. Kelak ketika menjadi pemimpin kamu akan mengalami banyak permasalahan, termasuk permasalahan yang berasal dari bawahan sendiri.

2. Merasa jadi yang paling benar

Apakah kamu termasuk orang yang selalu merasa paling benar? Tidak peduli siapa pun itu, jika dia sampai berani menentang argumenmu, maka akan kamu jatuhkan saat itu juga. Bagimu hanya keputusanmu yang paling benar dan harus dilaksanakan. Tidak ada kata tidak.

Perlu diketahui, sikap seperti itu menandakan bahwa kamu belum layak menjadi seorang pemimpin. Manusia tidak ada yang sempurna. Meskipun secara hierarki posisimu berada di atas, tapi bukan berarti kamu terbebas dari kesalahan. Introspeksi diri menjadi hal yang penting untuk dilakukan.

3. Masih semaunya sendiri Menjadi seorang pemimpin memang terlihat menyenangkan. Kamu bisa berbuat semaunya tanpa ada yang melarang. Kamu bebas menetapkan peraturan dan mengendalikan mereka yang ada di bawahmu. Semua anggota berada di bawah kuasa dan kendalimu.

Kalau kamu termasuk orang yang masih seperti itu, segera perbaiki anggapan tersebut. Menjadi pemimpin bukan berarti kamu bisa berbuat semaunya sendiri. Kamu tidak bisa membuat aturan atas kehendak diri sendiri kemudian melanggarnya. Jika anggapan tersebut tidak diubah, bisa jadi kelak kamu yang akan dijatuhkan oleh bawahanmu sendiri.

4. Tidak menghargai pendapat anggota
Setiap orang tentu memiliki hak dalam berpendapat. Tidak hanya mereka yang berada di atas, namun mereka yang menjadi anggota pun juga berhak menyampaikan apa yang menjadi aspirasinya. Semua atas dasar kepentingan bersama dan harus didengarkan.

Jika kamu adalah seorang pemimpin namun tidak ingin menerima pendapat yang disampaikan oleh anggota, maka renungkanlah baik-baik. Seorang pemimpin sudah seharusnya memiliki sifat kooperatif. Jika kamu masih keras kepala dengan pendapat sendiri, itu tandanya kamu belum layak menjadi seorang pemimpin.

5. Suka terjebak ambisi buta

Setiap orang berhak memiliki ambisi dan tujuan hidup. Dengan adanya ambisi, kamu akan lebih termotivasi sehingga bisa melaksanakan segala sesuatu dengan maksimal. Namun bagaimana pun juga yang namanya ambisi tetap harus dikontrol. Jangan sampai hal itu kelewat batas apalagi berubah menjadi obsesi liar.

Perlu diketahui, menjadi seorang pemimpin bukan berarti kamu bisa mewujudkannya dengan segala cara. Apalagi menempuhnya dengan cara yang jelas-jelas tidak halal. Jika kamu ingin menjadi seorang pemimpin, tapi masih terjebak dalam ambisi buta, renungkanlah apakah hal itu pantas dilakukan. Redaksi bersambung.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Linda Barbara

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vestibulum imperdiet massa at dignissim gravida. Vivamus vestibulum odio eget eros accumsan, ut dignissim sapien gravida. Vivamus eu sem vitae dui.

Recent posts

Recent comments