Suaraindonesia1, Kota Gorontalo – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Gorontalo, menggelar kegiatan workshop pelibatan perempuan dalam pencegahan Radikalisme dan Terorisme, yang berlangsung di Ballrom Grand Q Hotel, Kamis (17/03/2022).
Kegiatan ini menghadirkan beberapa narasumber dari BNPT RI, Dr. Devie Rahmawati, M. Hum, Akademisi Univeristas Negeri Gorontalo, Dr. Masri Kudrat Umar, M. Pd, dan Kabid Perempuan dan Anak FKPT Provinsi Gorontalo, Kusmawaty Matara, MA.
Turut hadir secara langsung ketua FKPT Provinsi Gorontalo, Prof. Karmila Machmud, S. Pd, M. A, Ph. D, Kasie Pengamanan Lingkungan BNPT RI, Andityas Pranowo, S. Sos.I, Kabag Ops Binda Gorontalo, Tallulembang A. Sule.
Dalam sambutannya, Ketua FKPT Provinsi Gorontalo, Prof. Karmila Machmud menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah program awal yang dilaksanakan dalam masa kepengurusan periode 2022 – 2025.
“Kegiatan ini merupakan program awal yang dilaksanakan FKPT Gorontalo di periode yang baru dengan tema yang diusung “Perempuan teladan, Optimis dan Produktif (TOP) dalam viralkan perdamaian,” ujarnya.
Prof. Karmila Machmud menjelaskan dalam pencegahan Radikalisme dan Terorisme, seluruh stakeholder dan unsur masyarakat harus menyatukan pemahaman, dan FKPT sendiri berfokus untuk mengedukasi masyarakat tentang ancaman dari Radikalisme dan Terorisme tersebut.
Baca juga : Ketua DPD RI: Pemuda Harus Menjadi Pelurus Bangsa
Untuk itu, ia menegaskan pentingnya peran perempuan terutama seorang ibu sebagai madrasah (Tempat belajar) pertama bagi anak-anak.
“Peran seorang ibu sangat penting, karena nilai-nilai perdamaian dimulai dari pendidikan sejak dini ditingkat rumah tangga, untuk menanamkan nilai cinta kasih kepada anak-anak,” terang Prof. Karmila.
Terakhir Prof. Karmila Machmud berharap dalam workshop yang dihadiri para perempuan ini agar dapat tetap mengawasi pola perilaku anak-anak agar terhindar dari perilaku yang mengarah ke Radikalisme.
“Kepada seluruh peserta workshop diharapkan agar terus menggaungkan perdamaian dan ikut mengawasi pola perilaku anak-anak yang bisa mengarah ke Radikalisme,” harapnya.
“Karena saat ini anak-anak yang sangat rentan terhadap pengaruh negatif terutama dari media sosial,” pungkas Prof. Karmila. (Abd)